Rasa pasrah kini mulai hilang
Keadiranmu begitu ditunggu
Seperti tetesan hujan di musim kemarau
Bagaikan setetes embun di padang pasir
Dengan segenap kerinduan yang memaksa jiwa
Kini kau hadir di tengah keringnya musim
Dengan berjuta cerita dan harap
Ternyata hadirmu penuh sensasi..
Kau pandai merangkai kata
Kau pandai menulis kisah
Kau juga pandai melukis panorama
Hingga menggetarkan jagat kecilku
Memporakporandakan kasihku
Mencerai beraikan sayangku
Kau panggil badai kebosanan
Jenuh dan air mata terurai
Peluh menjadi tak berharga
Sesal menggerogoti
Raga terkoyak
Pantaskah kini mengeluh
Haruskah takdir ini dijalani
Dosakah kini yang telah menunggumu ?
Pelan tapi pasti
Rasa pasrah kini mulai hilang
Istanaku, 5 September 2019
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ada apa dengan pasrah... mengapa menghilang...Puisi yang indah Bunda Noor....
Mungkin sudah cape bunda Rini. Sukses dan sehat selalu njih..